Penyebab Performa Mobil Menurun, Lemot, dan Boros

Penyebab Performa Mobil Menurun, Lemot, dan Boros

May 1, 2023 1 By admin

Seiring berjalannya waktu, performa mesin akan menurun sedikit demi sedikit seiring penggunaan dan usia mobil. Hal ini sangat wajar, mengingat semua komponen mobil ada umur pakainya. Namun, kadang penurunan performa bisa terjadi secara drastis. Menurunnya performa secara drastis pasti ada masalah pada salah satu komponen dan akan merugikan penggunanya. Apalagi jika mobil digunakan sebagai sarana transportasi sehari-hari. Untuk itu, simak ulasan lengkap dibawah ini.

a. Pemeriksaan Awal

Sebelum mendiagnosa yang macam-macam, periksa dahulu kemungkinan-kemungkinan yang paling mudah untuk diketahui. Pemeriksaan awal yang dilakukan adalah sebagai berikut.

1. Filter Udara

Periksa kondisi filter udara anda. Filter udara berfungsi sebagai sebagai penyaring udara yang masuk ke ruang bakar. Biasanya terbuat dari bahan kertas. Jika filter udara mampet, maka pasokan udara akan berkurang.

Berkurangnya pasokan udara membuat campuran bahan bakar dan udara menjadi tidak sesuai sehingga tenaga mesin berkurang. Berkurangnya tenaga mesin akan membuat anda menginjak gas lebih dalam dan berakibat pada borosnya konsumsi BBM. Perbandingan campuran udara dan bensin yang ideal adalah 1:14.7.

2. Tekanan Ban

Tekanan ban mempengaruhi performa mesin secara signifikan. Jika tekanan udara ban terlalu rendah, maka gaya gesek terhadap aspal akan semakin besar sehingga performa mesin terasa lebih berat dan konsumsi BBM akan lebih boros.

Sebaliknya, tekanan ban yang terlalu tinggi juga akan membuat bantingan menjadi terasa keras. Selain itu juga berpotensi meletusnya ban ketika melaju kencang. Usahakan untuk mengisi angin ban dengan nitrogen dan sesuaikan tekanan ban dengan yang direkomendasikan.

Baca Juga: Pengaruh Ukuran dan Jenis Ban Terhadap Performa, Efisiensi, Kenyamanan, dan Handling

3. Kondisi Rem

Periksa secara rutin kondisi rem, khususnya jika mobil cukup lama berdiam di garasi. Ketika mobil lama tidak digunakan, ada kemungkinan rem macet dan tidak terlepas. Hal ini menyebabkan putaran roda semakin berat sehingga performa mesin menurun dan boros. Rem yang macet juga akan mencengkeram dan membuat velg dan ban terasa panas.

4. Wheel Alignment

Coba ingat kapan terakhir kali anda melakukan spooring/balancing pada roda. Wheel alignment yang ngaco akan membuat roling resistance terhadap permukaan aspal semakin tinggi sehingga semakin boyo dan boros. Selain itu, jika dibiarkan akan membuat ban mobil botak sebelah. Lakukan spooring/balancing secara rutin paling tidak 10 ribu – 20 ribu kilometer sekali. Spooring/balancing sangat disarankan setiap anda mengganti tie rod, long tie rod, dan komponen kaki-kaki lainnya.

5. Kondisi Busi dan Kabel Busi

Untuk mobil bensin, busi dan kabel busi adalah komponen yang sangat vital untuk proses pembakaran. Periksan kondisi busi dan kabel busi anda secara rutin minimal setahun sekali. Jika ada busi atau kabel busi yang mati/tidak berfungsi biasanya bisa langsung diketahui dengan gejala mesin pincang. Namun, ada kalanya busi dan kabel busi hanya mati ketika dalam kondisi panas sehingga gejala mesin pincang tidak terasa. Cek hambatan kabel busi secara berkala. Hambatan kabel busi diatas 25 kilo ohm menunjukan bahwa kabel busi sudah tidak prima dan disarankan untuk diganti secepatnya.

b. Pemeriksaan Lanjutan

Jika tidak ada masalah pada komponen-komponen yang telah disebutkan di atas, barulah kita lanjutkan ke pemeriksaan lanjutan. Pemeriksaan ini lebih sulit didiagnosa karena tidak dapat diperiksa secara langsung. Pemeriksaan lanjutan terdiri dari komponen-komponen sebagai berikut.

1. Timbunan Kerak pada Ruang Bakar

Proses pembakaran pada ruang bakar tidak selamanya sempurna. Ada kalanya sisa karbon dari pembakaran tertinggal dan menjadi kerak pada ruang bakar. Penimbunan kerak akan semakin cepat jika anda menggunakan bahan bakar dibawah spesifikasi yang direkomdasikan.

Membersihkan ruang bakar dapat dilakukan dengan banyak cara. Salah satunya adalah karbon clean, yaitu dengan menuangkan cairan khusus ke ruang bakar untuk merontokkan kerak karbon. Cara lainnya dapat juga dengan italian tune-up, yaitu dengan mengisi BBM yang mengandung campuran pembersih atau bahan bakar dengan aditif, misalnya pertamax kemudian menginjak gas hingga redline untuk meluruhkan kerak karbon. Cara yang paling konvensional dan paling mahal adalah membongkar mesin dan membersihkan ruang bakar secara manual.

Baca Juga: Cara Melakukan Italian Tune-up yang Benar

2. Kondisi AC

Kompresor AC bergerak dengan mengandalkan putaran mesin. Jika sistem AC tidak baik, maka kompresor akan bekerja lebih lama dan lebih keras dalam mendinginkan kabin yang mana akan membebani mesin sehingga menjadi lebih boros.

Perawatan AC perlu dilakukan secara berkala meliputi mengganti filter kabin (jika ada), membersihkan evaporator dan kondensor, serta mengganti oli kompresor dan freon. Perlu diingat, freon hanya bersirkulasi dan seharusnya tidak pernah berkurang. Jika freon berkurang, berarti ada kebocoran pada sistem AC.

3. Sistem Pendingin Mesin

Banyak bengkel pinggir jalan yang menyarankan untuk melepas thermostat radiator agar mesin tidak overheat. Padahal, thermostat berfungsi untuk meregulasi temperatur agar suhunya terjaga pada suhu optimal. Tanpa thermostat, sulit untuk mencapai suhu optimal dan terjadi overcooling.

Overcooling menyebabkan kinerja mesin tidak maksimal dan berimbas pada borosnya BBM. Hindari mengisi air radiator dengan air mineral/air sumur. Air mineral akan menyebabkan korosi yang berakibat pada kebocoran sistem pendingin mesin. Lebih parah lagi jika korosi terjadi di water jacket di dalam mesin dan untuk memperbaikinya harus turun mesin.

Baca Juga: Penyebab Mobil Overheat dan Cara Mengatasinya

4. Setelan Klep

Setelah penggunaan cukup lama, setelan klep (valve/katup) biasanya akan bergeser sehingga tidak sesuai dengan spesifikasi, bisa terlalu renggang atau terlalu rapat. Selain itu, penumpukan karbon pada klep juga dapat menggangu kerja klep sehingga tidak dapat menutup. Lakukan stel klep secara rutin. Konon katanya, mesin yang mengadopsi VVT atau VVT-i atau sejenisnya tidak perlu melakukan stel klep karena sudah dikendalikan oleh komputer.

5. Kampas Kopling

Kampas kopling yang sudah aus harus diganti secepatnya. Jika kampas kopling sudah aus, maka kemungkinan terjadi kopling slip akan lebih besar. Kopling slip menyebabkan tenaga terbuang sia-sia karena tenaga tidak tersalurkan pada roda.

6. Karburator/Injector

Penyetelan karburator perlu dilakukan secara berkala. Spuyer pada karburator menyalurkan bahan bakar ke ruang bakar secara terus menerus. Seiring dengan berjalannya waktu, lubang pada spuyer dapat melonggar dan bahan bakar yang disalurkan terlalu banyak sehingga menjadi lebih boros.

Sebaliknya, lubang spuyer juga dapat tersumbat oleh kotoran pada bahan bakar sehingga tidak dapat menyalurkan bahan bakar. Hal yang sama juga terjadi pada injector.

7. Calatytic Converter

Catalytic converter berupa pipa-pipa berdiameter kecil dan berjumlah banyak yang terletak pada exhaust. Catalytic converter ini berfungsi untuk membakar sisa-sisa pembakaran yang tidak terbakar sempurna. Dalam hal ini gas buang yang beracun.

Catalytic converter yang mampet akan menyebabkan menyaluran gas buang tersumbat dan terjadi turbulensi di dalam exhaust yang menyebabkan tenaga loyo dan boros. Namun, melepas catalytic converter bukanlah solusi yang bijak, apalagi pada sistem closed loop.

Pada sistem closed loop, terdapat sensor pada catalytic converter yang berfungsi untuk mendeteksi sisa gas buang yang digunakan untuk mengatur komposisi udara dan bahan bakar. Melepas catalytic converter akan menyebabkan sensor tidak bekerja. Hal ini menyebabkan bahan bakar yang dicampurkan akan lebih banyak dari yang seharusnya sehingga konsumsi BBM menjadi boros.

Itulah penyebab-penyebab dari tenaga mesin yang loyo dan borosnya BBM. Selain hal yang disebutkan di atas, gaya mengemudi dan kondisi lalu lintas juga mempengaruhi konsumsi BBM secara signifikan. Selain itu, modifikasi-modifikasi seperti mengganti velg dan/atau ban yang lebih besar dan memasang audio system yang berlebihan juga akan membebani mesin yang berujung pada borosnya konsumsi BBM.